Di Part 2 ini aku akan melanjutkan cerita tentang tahapan tes PKN STAN :
1. TPA
dan TBI (Tes Potensi Akademik dan Tes Bahasa Inggris)
Tes pertama yang diikuti sekitar
130.000 orang ini dilaksanakan secara serentak tanggal 23 April 2017, sekitar
10 hari setelah UN (maka dari itu, fokuslah USM STAN dari jauh-jauh hari karena
jarak UN dan USM dekat, aku benar-benar fokus setelah Ujian Sekolah) dan
dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda. Aku dapat lokasi di Politeknik API
Yogyakarta, daerah Babarsari. Tips untuk tahap 1 ini jangan lupa cek ruangan
tes H-1. Waktu cek ruangan itu aku takut bawa BPU dan cuma nyatet nomernya,
nggak tau kalau ada nama ruangan di BPU alhasil harus keliling-keliling API
dulu wkwkwk. Oh iya, jangan lupa bawa BPU+bukti identitas+alat tulis dan waktu
hari pelaksanaan ujian dianjurkan datang lebih awal soalnya waktu itu jalanan
di Jogja dipenuhi orang-orang berpakaian hitam putih yang akan ujian PKN STAN
dan ada macet di beberapa titik (apalagi daerah Babarsari sekitar Kampus Atma
Jaya, YKPN, API, UPN, dll karena kampus tersebut dipakai tes PKN STAN). Sebelum masuk ruangan harus dipatuhi apa yang sudah menjadi peraturan pengawas ya, waktu itu kelasku nggak boleh bawa alas ujian, padahal mejanya kecil banget :(.
Untuk persiapan belajarnya, aku
memilih mengikuti les di bimbel khusus PKN STAN. Alasanku sih karena supaya
belajarnya lebih terjadwal karena di kelas XII pasti disibukkan dengan berbagai
ujian mulai dari Ujian Sekolah, UN, Ujian Praktek, SBMPTN, dll. Dengan ikut
les, mau tidak mau aku harus berangkat karena sudah bayar hehehe. Selain itu,
bimbel juga mengadakan TO yang bisa digunakan untuk melatih kemampuan kita
sampai mana dan membandingkan dengan beberapa pesaing kita.
Strategi untuk mempersiapkan
tahap 1 ini adalah dengan belajar soal-soal tahun lalu dan perbanyak Try Out
(nggak harus dari bimbel, bisa dengan TO mandiri karena di USM STAN kita harus
berlomba dengan waktu). Soal-soal USM STAN menurutku polanya hampir sama setiap
tahun, terutama yang TBI. Karenanya, kita tinggal memahami polanya dan banyak
latihan soal saja agar terbiasa. Kalo untuk bagian kosakata menurut aku susah
sehingga aku tidak berharap banyak di soal tersebut hehe.
Kalau strategi mengerjakan soal
versiku sih kerjakan bagian soal yang paling dikuasai. Kalo aku sih bagian
hitung-menghitung, kemudian logika, baru soal bahasa Indonesia. Lewati
soal-soal yang sekiranya tidak bisa. Setelah itu isi LJK di nomer-nomer yang
sudah yakin. Setelah itu baru mengerjakan soal-soal lain yang belum sempat
terjawab. Misalkan soal TPA ada 120 soal, saat pertama mencoba mengerjakan bisa
60 soal, nah 60 jawabannya langsung diisi di LJK. Kemudian mencoba mengerjakan
soal lagi bisa 20 soal, langsung saja 20 jawabannya diisikan ke LJK. Jangan
sampai keasyikan mengerjakan soal saja tetapi kehabisan waktu untuk mengisi LJK
(karena peserta dilarang membawa jam dan hanya ada bel peringatan waktu akan
habis dan bel selesai). Identitas dan kode soal di LJK jangan sampai salah
karena itu berakibat fatal.
2. TKK
(Tes Kesehatan dan Kebugaran)
Tes ini diadakan secara tidak
serentak antara tanggal 8-13 Mei 2017 dan diiikuti sekitar 20.000 orang yang lolos
tahap 1. Persiapanku sebelum tes ini latihan lari setiap pagi di sekitar rumah
semenjak tes tahap 1 selesai (nggak perlu nunggu pengumuman tahap 1 karena aku
termasuk lemah dalam hal olahraga jadi perlu persiapan ekstra). Setelah
pengumuman baru mulai latihan lari siang hari (karena nggak tau bakalan lari
jam berapa). Latihannya biasanya ketahanan lari 12 menit kemudian lari cepat membentuk
angka 8. Selain itu aku rutin makan pisang dan telur rebus serta minum vitamin.
Hindari makanan pedas dan makanan instan. H-1 tes jangan latihan lagi karena
takut keseleo dan belum sembuh saat tes berlangsung.
Waktu hari
pelaksanaan, usahakan adzan subuh sudah sampai lokasi karena jam segitu saja
antriannya sudah banyak sekali. Sampai lokasi tes (aku di BDK Yogyakarta
Kalasan) ambil antrian dan nunggu dipanggil (proses pemanggilan baru dimulai
sekitr jam 6.30). Kegiatannya verifikasi terlebih dahulu (jangan lupa membawa
BPU+bukti identitas) kemudian ambil air minum dan tes kesehatan yang meliputi
tes buta warna, minus mata, tinggi badan, berat badan, ditanya riwayat penyakir
oleh dokter, dll. Setelah itu, menunggu shuttle bus yang akan membawa peserta
menuju lapangan.
Di lapangan,
ada pengarahan kemudian dibagi rompi yang ada tulisan angkanya di depan dan di
belakang. Setelah itu menunggu giliran lari sambil pemanasan. Saat lari, jangan
tergesa-gesa di awal tapi akhirnya jalan di akhir. Kalo bisa lari cepat sampai
12 menit ya silahkan saja. Kalo aku larinya biasa aja yang penting jangan
sampai jalan di menit-menit terakhir. Waktu di depan juri teriak warna rompi
dan nomer yang kenceng, biar juri dengar dan nggak salah ngitung jumlah puteran
kita. Waktu itu aku teriaknya “hijau muda dua.” Setelah 12 menit, terdengar
bunyi sirine tanda berhenti.Tepat saat itu juga langsung hentikan larinya, jangan menambah 1
langkah pun. Waktu itu aku dapat 5 putaran lebih 40 meter. Karena 1 putaran 300
meter, berarti total aku dapet 1540 meter. (Keliling lapangan di setiap lokasi ujian berbeda-beda ya :))
Setelah lari 12
menit, ada jeda sekitar 5 menit untuk minum kemudian dilanjutkan shuttle run
(lari membentuk angka 8 sebanyak 3 kali). Katanya sih untuk putra maksimal 18
detik dan puteri maksimal 20 detik. Tapi setiap latihan aku paling bagus 22
detik dan pas tes nggak tau dapet berapa detik soalnya nggak dikasih tau.
Tes yang 3 dilanjutkan di Part berikutnya ya :)
Kamu matanya minus atau engga??
BalasHapus